ria anggraeni
UG
Rabu, 27 April 2016
Selasa, 05 April 2016
Jumat, 04 Desember 2015
1. Contoh kasus
immoral manajemen: munculnya
teknologi Hp., dengan menggunakan Hp setiap orang bisa berkomunikasi jarak jauh
dimanapun dia berada, Apalagi sekarang berkembang sebuah teknologi baru yang
disebut dengan teknologi 3G(Thirdd-Generation), dimana komunikasi tatap muka akan bias
kita nikmati dari jarak jauh. Namun disisi lain, kemudahan yang diperoleh
dengan kemajuan teknologi informasi ini banyak juga dimanfaatkan untuk
memperkaya kepentingan pribadi sebagian orang.
Contoh kasus ammoral manajemen: Berulang-ulangnya kebakaran hutan belakangan ini karena beberapa
palanggaran hukum oleh para perusahaan kayu dan perkebunan kelapa
sawit. Biasanya para pelaku memiliki beberapa motif dalam menjalankan
aktivitasnya. Motif pertama adalah mendapatkan kayu secara illegal. Beberapa perusahaan
yang sengaja membakar hutan tersebut sebenarnya adalah Perusahaan yang telah
melakukan pencurian kayu, sehingga untuk menghilangkan jejaknya mereka
melakukan penebangan hutan secara sengaja. Hal ini dibuktikan dengan melihat
tunggal pohon bekas potongan gergaji mesin.
Motif kedua adalah mempecapat pembersihan lahan. Misalnya bagi
perusahaan yang memiliki perkebunan kelapa sawit di Kalimantan Tengah. Hasil
temuan dari LSM Save Our Borneo (SOB) aktifitas pembakaran ini di lakukan pada
malam hari pada blok yang baru dibuka dan berdekatan dengan hutan cara itu
adalah salah satu cara untuk menghilangkan jejak yaitu bila api
menyebar kehutan, maka yang disalahkan adalah komunitas yang melakukan
pembakatan.
Contoh
kasus moral: terlihat pada berita di banyak
stasiun TV baru-baru ini mengenai maraknya pembegalan kendaraan bermotor.
Keberanian sang pembegal yang tidak tanggung merampas harta benda pemilik motor
hingga menghilangkan nyawa korban tentulah mencerminkan bahwa pelaku pembegalan
tersebut tidak lagi bisa membedakan hal yang baik atau yang buruk, bahkan
mungkin mereka tidak lagi memiliki rasa takut terhadap Tuhan dan sungguh, hal
ini sangat merusak moral.
2. Pengertian Agama : Sistem atau prinsip kepercayaan kepada
adanya kekuasaan mengatur yang bersifat luar biasa yang berisi norma-norma atau
peraturan yang menata bagaimana cara manusia berhubungan dengan Tuhan dan
bagaimana manusia hidup yang berkelanjutan sampai sesudah manusia itu mati.
Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama
oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya
terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat
istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni.Bahasa,
sebagaimana juga budaya, merupakan bagian tak terpisahkan dari diri manusia
sehingga banyak orang cenderung
menganggapnya diwariskan secara genetis.
Filosofi
adalah studi mengenai kebijaksanaan, dasar dasar pengetahuan, dan proses yang
digunakan untuk mengembangkan dan merancang pandangan mengenai suatu kehidupan.
Hukum adalah himpunan peraturan-peraturan hidup yang
berisikan suatu perintah dan larangan atau perizinan untuk berbuat atau tidak
berbuat sesuatu hal, hukum bersifat memaksa serta dengan maksud untuk mengatur
tata tertib dalam kehidupan bermasyarakat.
3.
Tokoh kepemimpinan favorit: Salah satu contoh kesuksesan wanita yang
mampu ncak kepemimpinan salah satu bidang bisnis telekomunikasi besar di
Indonesia bisa kita lihat dari sosok seorang Dian Siswarini.
Wanita berkacamata yang satu ini merupakan lulusan teknik elektro
Institut Teknologi Bandung (ITB) pada tahun 1991. Setelah lulus dari jenjang
pendidikan S1, Dian sempat bekerja di PT. Citra San Makmur sebagai supervisor
divisi engineering. Di tahun 1994, Dian sempat berpindah kerja ke PT. Satelindo
(sekarang menjadi perusahaan Indosat) selama 2 tahun. Dian menyatakan bahwa perempuan mampu memegang jabatan
sebagai pemimpin karena memiliki spatial ability. Kemampuan ini membuat wanita
bisa melakukan multi-tasking secara efektif untuk menyelesaikan beberapa
pekerjaan yang berbeda dalam waktu yang bersamaan itulah gaya kepemimpinan yang
beliau pakai hingga saat ini.
4.
Strategi performasi karakter individu budaya organisasi
merupakan satuan norma yang
terdiri dari keyakinan, sikap, core value, dan pola perilaku yang dilakukan
orang dalam organisasi. Keyakinan bersama, core value
dan pola perilaku memengaruhi kinerja organisasi. Budaya organisasi
seperti membantu mengarahkan sumber daya manusia pada pencapaian visi, misi dan
tujuan. Di samping itu, budaya organisasi akan meningkatkan kekompakan tim
antar berbagai organisasi departemen, divisi atau unit dalam organisasi sehingga
mampu menjadi perekat yang mengikat orang dalam organisasi bersama-sama.
Organisasi dengan budaya yang kuat dan positif memungkinkan orang merasa
termotivasi untuk berkembang untuk berkembang,
belajar dan memperbaiki diri.
DR.A SONNY
KERAF, ETIKA BISNIS tuntutan dan relevansinya bab II
http://ayubriliana.blogspot.co.id/2015/11/ayu-briliana-4ea18-11212278-etika.html
Jumat, 30 Oktober 2015
Pengertian Etika Bisnis Menurut Dr. H. Budi Untung adalah pengetahuan tentang tata cara ideal pengaturan
dan pengelolaan bisnis yang memperhatikan norma dan moralitas yang berlaku
secara universal dan secara ekonomi atau sosial. Penerapan norma dan moralitas
ini menunjang maksud dan tujuan kegiatan dalam bisnis. Dalam penerapan etika
bisnis, maka bisnis mesti mempertimbangkan unsur norma dan moralitas yang
berlaku di dalam masyarakat. Di samping itu etika bisnis dapat digerakkan dan
dimunculkan dalam perusahaan sendiri karena memiliki relevansi yang kuat dengan
profesionalisme bisnis.
| Prinsip Prinsip Etika Bisnis |
Secara umum etika bisnis merupakan acuan cara yang
harus ditempuh oleh perusahaan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.
Oleh karena itu, etika bisnis memiliki prinsip-prinsip umum yang dijadikan
acuan dalam melaksanakan kegiatan dan mencapai tujuan bisnis yang dimaksud.
Adapun prinsip prinsip etika bisnis tersebut sebagai berikut :
1. Prinsip Otonomi dalam Etika Bisnis
Prinsip otonomi dalam etika bisnis adalah bahwa
perusahaan secara bebas memiliki kewenangan sesuai dengan bidang yang dilakukan
dan pelaksanaannya sesuai dengan visi dan misi yang dipunyainya. Contoh prinsip
otonomi dalam etika binis : perusahaan tidak tergantung pada pihak lain untuk
mengambil keputusan tetapi perusahaan memiliki kekuasaan tertentu sesuai dengan
misi dan visi yang diambilnya dan tidak bertentangan dengan pihak lain.
Dalam prinsip otonomi etika bisnis lebih diartikan
sebagai kehendak dan rekayasa bertindak secara penuh berdasar pengetahuan dan
keahlian perusahaan dalam usaha untuk mencapai prestasi-prestasi terbaik sesuai
dengan misi, tujuan dan sasaran perusahaan sebagai kelembagaan. Disamping itu,
maksud dan tujuan kelembagaan ini tanpa merugikan pihak lain atau pihak
eksternal.
Dalam pengertian etika bisnis, otonomi bersangkut paut
dengan kebijakan eksekutif perusahaan dalam mengemban misi, visi perusahaan
yang berorientasi pada kemakmuran , kesejahteraan para pekerjanya ataupun
komunitas yang dihadapinya. Otonomi disini harus mampu mengacu pada nilai-nilai
profesionalisme pengelolaan perusahaan dalam menggunakan sumber daya ekonomi.
Kalau perusahaan telah memiliki misi, visi dan wawasan yang baik sesuai dengan
nilai universal maka perusahaan harus secara bebas dalam arti keleluasaan dan
keluwesan yang melekat pada komitmen tanggung jawab yang tinggi dalam
menjalankan etika bisnis.
Dua perusahaan atau lebih sama-sama berkomitmen dalam
menjalankan etika bisnis, namun masing-masing perusahaan dimungkinkan
menggunakan pendekatan berbeda-beda dalam menjalankannya. Sebab masing-masing
perusahaan dimungkinkan menggunakan pendekatan berbeda-beda dalam
menjalankannya. Sebab masing-masing perusahaan memiliki kondisi karakter
internal dan pendekatan yang berbeda dalam mencapai tujuan, misi dan strategi
meskipun dihadapkan pada kondisi dan karakter eksternal yang sama. Namun
masing-masing perusahaan memiliki otoritas dan otonomi penuh untuk menjalankan
etika bisnis. Oleh karena itu konklusinya dapat diringkaskan bahwa otonomi
dalam menjalankan fungsi bisnis yang berwawasan etika bisnis ini meliputi
tindakan manajerial yang terdiri atas : (1) dalam pengambilan keputusan bisnis,
(2) dalam tanggung jawab kepada : diri sendiri, para pihak yang terkait dan
pihak-pihak masyarakat dalam arti luas.
2. Prinsip Kejujuran dalam Etika Bisnis
Prinsip kejujuran dalam etika
bisnis merupakan nilai yang paling mendasar dalam mendukung keberhasilan
kinerja perusahaan. Kegiatan bisnis akan berhasil jika dikelola dengan prinsip
kejujuran. Baik terhadap karyawan, konsumen, para pemasok dan pihak-pihak lain
yang terkait dengan kegiatan bisnis ini. Prinsip yang paling hakiki dalam
aplikasi bisnis berdasarkan kejujuran ini terutama dalam pemakai kejujuran
terhadap diri sendiri. Namun jika prinsip kejujuran terhadap diri sendiri ini
mampu dijalankan oleh setiap manajer atau pengelola perusahaan maka pasti akan
terjamin pengelolaan bisnis yang dijalankan dengan prinsip kejujuran terhadap
semua pihak terkait.
3. Prinsip Keadilan dalam Etika
Bisnis
Prinsip keadilan yang
dipergunakan untuk mengukur bisnis menggunakan etika bisnis adalah keadilan
bagi semua pihak yang terkait memberikan kontribusi langsung atau tidak
langsung terhadap keberhasilan bisnis. Para pihak ini terklasifikasi ke dalam stakeholder.
Oleh karena itu, semua pihak ini harus mendapat akses positif dan sesuai dengan
peran yang diberikan oleh masing-masing pihak ini pada bisnis. Semua pihak
harus mendapat akses layak dari bisnis. Tolak ukur yang dipakai menentukan atau
memberikan kelayakan ini sesuai dengan ukuran-ukuran umum yang telah diterima
oleh masyarakat bisnis dan umum. Contoh prinsip keadilan dalam etika bisnis :
dalam alokasi sumber daya ekonomi kepada semua pemilik faktor ekonomi. Hal ini
dapat dilakukan dengan cara memberikan harga yang layak bagi para konsumen,
menyepakati harga yang pantas bagi para pemasok bahan dan alat produksi,
mendapatkan keuntungan yang wajar bagi pemilik perusahaan dan lain-lain.
4. Prinsip Hormat Pada Diri
Sendiri dalam Etika Bisnis
Pinsip hormat pada diri
sendiri dalam etika bisnis merupakan prinsip tindakan yang dampaknya berpulang
kembali kepada bisnis itu sendiri. Dalam aktivitas bisnis tertentu ke
masyarakat merupakan cermin diri bisnis yang bersangkutan. Namun jika bisnis
memberikan kontribusi yang menyenangkan bagi masyarakat, tentu masyarakat
memberikan respon sama. Sebaliknya jika bisnis memberikan image yang tidak
menyenangkan maka masyarakat tentu tidak menyenangi terhadap bisnis yang
bersangkutan. Namun jika para pengelola perusahaan ingin memberikan respek
kehormatan terhadap perusahaan, maka lakukanlah respek tersebut para pihak yang
berkepentingan baik secara langsung maupun tidak langsung.
Segala aspek aktivitas
perusahaan yang dilakukan oleh semua armada di dalam perusahaan, senantiasa
diorientasikan untuk memberikan respek kepada semua pihak yang berkepentingan
terhadap perusahaan. Dengan demikian, pasti para pihak ini akan memberikan
respek yang sama terhadap perusahaan. Sebagai contoh prinsip hormat pada diri
sendiri dalam etika bisnis : manajemen perusahaan dengan team wornya memiliki
falsafah kerja dan berorientasikan para pelanggan akan makin fanatik terhadap
perusahaan. Demikian juga, jika para manajemennya berorientasikan pada
pemberian kepuasan kepada karyawan yang berprestasi karena sepadan dengan
prestasinya maka dapat dipastikan karyawan akan makin loya terhadap perusahaan.
Sekian pembahasan mengenai
pengertian etika bisnis dan prinsip prinsip etika bisnis, semoga tulisan saya
mengenai pengertian etika bisnis dan prinsip prinsip etika bisnis dapat
bermanfaat.
Sumber :
Buku dalam Penulisan Pengertian Etika Bisnis dan Prinsip Prinsip Etika Bisnis :
- Budi Untung, 2012. Hukum
dan Etika Bisnis. Yang Menerbitkan CV Andi Offset : Yogyakarta.
Contoh kasus:
Keluhan pelanggan
seluler yang pulsanya terkuras habis tanpa disadari, gara-gara mengikuti
layanan push SMS content provider atau operator misalnya, merupakan contoh
konkret “pengebirian” hak-hak konsumen. Pasalnya, konsumen tak tahu kalau layanan
push SMS adalah layanan berlangganan. Yang dia tahu pulsanya habis begitu saja,
karena setiap menerima SMS dari penyedia layanan, pulsanya langsung dipotong.
Dengan tarif premium pula. Sementara, untuk menghentikan layanan itu, tak tahu
pula bagaimana caranya, karena penyedia layanan tidak memberikan informasi
lengkap.
Solusi :
Pemerintah seharusnya
menindah tes pelanggaran” seperti contoh tersebut dan untuk perusahaan
pelayanan jasa seluler semesti memberikan informasi yang lebih jelas dan
lengkap sehingga tidak terjadi kasus seperti contoh diatas.
Sumber: Zwitta Della Dea, docslide.com
Link: http://dokumen.tips/documents/contoh-kasus-pelanggaran-etika-di-masyarakat-dan-solusinya.html
1.
Prinsip Otonomi adalah prinsip otonomi memandang bahwa perusahaan secara
bebas memiliki wewenang sesuai dengan bidang yang dilakukan dan pelaksanaannya
dengan visi dan misi yang dimilikinya. Kebijakan yang diambil perusahaan harus
diarahkan untuk pengembangan visi dan misi perusahaan yang berorientasi pada
kemakmuran dan kesejahteraan karyawan dan komunitasnya.
2.
Prinsip Keadilan adalah perusahaan harus bersikap adil kepada pihak-pihak
yang terkait dengan sistem bisnis. Contohnya, upah yang adil kepada karywan
sesuai kontribusinya, pelayanan yang sama kepada konsumen, dan lain-lain.
- Prinsip Kejujuran adalah prinsip kejujuran
meliputi pemenuhan syarat-syarat perjanjian atau kontrak, mutu barang atau
jasa yang ditawarkan, dan hubungan kerja dalam perusahaan. Prinsip ini
paling problematik karena masih banyak pelaku bisnis melakukan penipuan.
4.
Prinsip Hormat Pada Diri Sendiri merupakan prinsip yang mengarahkan agar
kita memperlakukan seseorang sebagaimana kita ingin diperlakukan dan tidak akan
memperlakukan orang lain sebagaimana kita tidak ingin diperlakukan.
5. Hak
adalah: Sesuatu yang mutlak menjadi milik kita dan penggunaannya tergantung
kepada kita sendiri. Contohnya: hak mendapatkan pengajaran, hak mengeluarkan
pendapat. Kewajiban adalah: Sesuatu yang harus dilakukan dengan penuh rasa
tanggung jawab.
Antroposentrisme
Antroposentrisme adalah teori etika lingkungan yang memandang manusia sebagai pusat dari sistem alam semesta. Manusia dan kepentingannya dianggap yang paling menentukan dalam tatanan ekosistem dan dalam kebijakan yang diambil dalam kaitan dengan alam, baik secara langsung atau tidak langung.
Nilai tertinggi adalah manusia dan kepentingannya. Hanya manusia yang mempunyai nilai dan mendapat perhatian. Segala sesuatu yang lain di alam semesta ini hanya akan mendapat nilai dan perhatian sejauh menunjang dan demi kepentingan manusia.
Oleh karenanya alam pun hanya dilihat sebagai obyek, alat dan sarana bagi pemenuhan kebutuhan dan kepentingan manusia. Alam hanya alat bagi pencapaian tujuan manusia. Alam tidak mempunyai nilai pada dirinya sendiri
Biosentrisme dan Ekosentrisme
Ekosentrisme merupakan kelanjutan dari teori etika lingkungan biosentrisme. Oleh karenanya teori ini sering disamakan begitu saja karena terdapat banyak kesamaan. Yaitu pada penekanannya atas pendobrakan cara pandang antroposentrisme yang membatasi keberlakuan etika hanya pada komunitas manusia. Keduanya memperluas keberlakuan etika untuk mencakup komunitas yang lebih luas. Pada biosentrisme, konsep etika dibatasi pada komunitas yang hidup (biosentrism), seperti tumbuhan dan hewan. Sedang pada ekosentrisme, pemakaian etika diperluas untuk mencakup komunitas ekosistem seluruhnya (ekosentrism)
Antroposentrisme adalah teori etika lingkungan yang memandang manusia sebagai pusat dari sistem alam semesta. Manusia dan kepentingannya dianggap yang paling menentukan dalam tatanan ekosistem dan dalam kebijakan yang diambil dalam kaitan dengan alam, baik secara langsung atau tidak langung.
Nilai tertinggi adalah manusia dan kepentingannya. Hanya manusia yang mempunyai nilai dan mendapat perhatian. Segala sesuatu yang lain di alam semesta ini hanya akan mendapat nilai dan perhatian sejauh menunjang dan demi kepentingan manusia.
Oleh karenanya alam pun hanya dilihat sebagai obyek, alat dan sarana bagi pemenuhan kebutuhan dan kepentingan manusia. Alam hanya alat bagi pencapaian tujuan manusia. Alam tidak mempunyai nilai pada dirinya sendiri
Biosentrisme dan Ekosentrisme
Ekosentrisme merupakan kelanjutan dari teori etika lingkungan biosentrisme. Oleh karenanya teori ini sering disamakan begitu saja karena terdapat banyak kesamaan. Yaitu pada penekanannya atas pendobrakan cara pandang antroposentrisme yang membatasi keberlakuan etika hanya pada komunitas manusia. Keduanya memperluas keberlakuan etika untuk mencakup komunitas yang lebih luas. Pada biosentrisme, konsep etika dibatasi pada komunitas yang hidup (biosentrism), seperti tumbuhan dan hewan. Sedang pada ekosentrisme, pemakaian etika diperluas untuk mencakup komunitas ekosistem seluruhnya (ekosentrism)
1. Sikap Hormat terhadap Alam
Hormat terhadap alam merupakan suatu prinsip dasar bagi manusia sebagai bagian dari alam semesta seluruhnya
2. Prinsip Tanggung Jawab
Tanggung jawab ini bukan saja bersifat individu melainkan juga kolektif yang menuntut manusia untuk mengambil prakarsa, usaha, kebijakan dan tindakan bersama secara nyata untuk menjaga alam semesta dengan isinya.
3. Prinsip Solidaritas
Yaitu prinsip yang membangkitkan rasa solider, perasaan sepenanggungan dengan alam dan dengan makluk hidup lainnya sehigga mendorong manusia untuk menyelamatkan lingkungan.
4. Prinsip Kasih Sayang dan Kepedulian
Prinsip satu arah , menuju yang lain tanpa mengaharapkan balasan, tidak didasarkan kepada kepentingan pribadi tapi semata-mata untuk alam.
5. Prinsip “No Harm”
Yaitu Tidak Merugikan atau merusak, karena manusia mempunyai kewajiban moral dan tanggung jawab terhadap alam, paling tidak manusia tidak akan mau merugikan alam secara tidak perlu
6. Prinsip Hidup Sederhana dan Selaras dengan Alam
Ini berarti , pola konsumsi dan produksi manusia modern harus dibatasi. Prinsip ini muncul didasari karena selama ini alam hanya sebagai obyek eksploitasi dan pemuas kepentingan hidup manusia.
7. Prinsip Keadilan
Prinsip ini berbicara terhadap akses yang sama bagi semua kelompok dan anggota masyarakat dalam ikut menentukan kebijakan pengelolaan sumber daya alam dan pelestarian alam, dan dalam ikut menikmati manfaat sumber daya alam secara lestari.
8. Prinsip Demokrasi
Prinsip ini didsari terhadap berbagai jenis perbeaan keanekaragaman sehingga prinsip ini terutama berkaitan dengan pengambilan kebijakan didalam menentukan baik-buruknya, tusak-tidaknya, suatu sumber daya alam.
9. Prinsip Integritas Moral
Prinsip ini menuntut pejabat publik agar mempunyai sikap dan prilaku moral yang terhormat serta memegang teguh untuk mengamankan kepentingan publik yang terkait dengan sumber daya alam.
Hormat terhadap alam merupakan suatu prinsip dasar bagi manusia sebagai bagian dari alam semesta seluruhnya
2. Prinsip Tanggung Jawab
Tanggung jawab ini bukan saja bersifat individu melainkan juga kolektif yang menuntut manusia untuk mengambil prakarsa, usaha, kebijakan dan tindakan bersama secara nyata untuk menjaga alam semesta dengan isinya.
3. Prinsip Solidaritas
Yaitu prinsip yang membangkitkan rasa solider, perasaan sepenanggungan dengan alam dan dengan makluk hidup lainnya sehigga mendorong manusia untuk menyelamatkan lingkungan.
4. Prinsip Kasih Sayang dan Kepedulian
Prinsip satu arah , menuju yang lain tanpa mengaharapkan balasan, tidak didasarkan kepada kepentingan pribadi tapi semata-mata untuk alam.
5. Prinsip “No Harm”
Yaitu Tidak Merugikan atau merusak, karena manusia mempunyai kewajiban moral dan tanggung jawab terhadap alam, paling tidak manusia tidak akan mau merugikan alam secara tidak perlu
6. Prinsip Hidup Sederhana dan Selaras dengan Alam
Ini berarti , pola konsumsi dan produksi manusia modern harus dibatasi. Prinsip ini muncul didasari karena selama ini alam hanya sebagai obyek eksploitasi dan pemuas kepentingan hidup manusia.
7. Prinsip Keadilan
Prinsip ini berbicara terhadap akses yang sama bagi semua kelompok dan anggota masyarakat dalam ikut menentukan kebijakan pengelolaan sumber daya alam dan pelestarian alam, dan dalam ikut menikmati manfaat sumber daya alam secara lestari.
8. Prinsip Demokrasi
Prinsip ini didsari terhadap berbagai jenis perbeaan keanekaragaman sehingga prinsip ini terutama berkaitan dengan pengambilan kebijakan didalam menentukan baik-buruknya, tusak-tidaknya, suatu sumber daya alam.
9. Prinsip Integritas Moral
Prinsip ini menuntut pejabat publik agar mempunyai sikap dan prilaku moral yang terhormat serta memegang teguh untuk mengamankan kepentingan publik yang terkait dengan sumber daya alam.
Minggu, 27 September 2015
Profesi dan prinsip dalam bisnis
Bisnis juga terikat
dengan hukum. Dalam praktek hukum, banyak masalah timbul dalam hubungan dengan
bisnis, baik pada taraf nasional maupun taraf internasional. Walaupun terdapat
hubungan erat antara norma hukum dan norma etika, namun dua macam hal itu tidak
sama. Ketinggalan hukum, dibandingkan dengan etika, tidak terbatas pada
masalah-masalah baru, misalnya, disebabkan perkembangan teknologi.
a. Pengertian
profesi
Sonny Keraf (1998)
Profesi adalah
pekerjaan yang dilakukan sebagai nafkah hidup dengan mengandalkan keahlian dan
ketrampilan yang tinggi dan dengan melibatkan komitmen pribadi(moral) yang
mendalam.Dengan demikian, orang yang professional adalah orang yang menekuni
pekerjaannya dengan purna waktu, dan hidup dari pekerjaan itu dengan
mengandalkan keahlian dan ketrampilan yang tinggi serta punya komitmen pribadi
yang mendalam atas pekerjaan itu.
Ciri-ciri :
a. Profesi adalah
pekerjaan mulia
b. Untuk menekuni
profesi diberlakukan pengetahuan, keahlian, dan keterampilan tinggi
c. Pengetahuan,
keahlian dan keterampilan dapat diperoleh dari pendidikan formal, pelatihan,
praktik/pengalaman langsung.
d. Memerlukan
komitmen moral yang ketat
e. Profesi ini
berdampak luas bagi masyarakat umum
f. Profesi ini mampu
memberikan penghasilan
g. Ada organisasi
profesi untuk bertukar pikiran, pengembangan program, dan lain-lain.
h. Ada izin dari
pemerintah untuk menekuni profesi
Prinsip etika bisnis menurut
Sonny Keraf (1998)
a. Prinsip otonomi
Prinsip otonomi menunjukkan sikap kemandirian,
kebebasan dan tanggung jawab.
b. Prinsip kejujuran
Prinsip kejujuran menanamkan sikap bahwa apa yang
dipikirkan adalah yang dikatakan, dan apa yang dikatakan adalah apa yang
dikerjakan. Prinsip ini juga menyiratkan kepatuhan dalam melaksanakan berbagai
komitmen, kontrak dan perjanjian yang telah disepakati.
c. Prinsip keadilan
Prinsip keadilan menanamkan sikap untuk memperlakukan
semua pihak secara adil, yaitu suatu sikap yang tidak membeda-bedakan dari
berbagai aspek, aik dari aspek ekonomi, aspek hokum maupun aspek lainnya.
d. Prinsip saling menguntungkan
Prinsip yang menanamkan kesadaran bahwa dalam
berbisnis perlu diterapkan prinsip win-win-solution, artinya dalam setiap
keputusan dan tindakan bisnis harus diusahakan agar semua pihak merasa
diuntungkan.
e. Prinsip integritas moral
Adalah prinsip untuk tidak merugikan orang lain dalam
setiap keputusan dan tindakan bisnis yang diambil.
Beberapa hal yang mendasari perlunya etika dalam kegiatan bisnis:
1) Selain mempertaruhkan barang dan uang untuk tujuan keuntungan,
bisnis juga mempertaruhkan nama, harga diri, bahkan nasib manusia yang terlibat
di dalamnya.
2) Bisnis adalah bagian penting dalam masyarakat
3) Bisnis juga membutuhkan etika yang setidaknya mampu memberikan
pedoman bagi pihak – pihak yang melakukannya.
Etika Bisnis di Indonesia
Di
Indonesia, sebagai sesuatu yang bukan baru, etika bisnis eksis bersamaan dengan
hadirnya bisnis dalam masyarakat Indonesia, artinya usia etika bisnis sama
dengan usia bisnis yang dilakukan oleh masyarakat Indonesia.
Secara
normatif, etika bisnis di Indonesia baru mulai diberi tempat khusus semenjak
diberlakukannya UUD 1945, khususnya pasal 33. Satu hal yang relevan dari pasal
33 UUD 45 ini adalah pesan moral dan amanat etis bahwa pembangunan ekonomi
negara RI semata-mata demi kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia yang
merupakan subyek atau pemilik negeri ini. Jadi pembangunan ekonomi Indonesia
sama sekali tidak diperuntukkan bagi segelintir orang untuk memperkaya diri
atau untuk kelompok orang tertentu saja yang kebetulan tengah berposisi
strategis melainkan demi seluruh rakyat Indonesia. Dua hal penting yang menjadi
hambatan bagi perkembangan etika bisnis di Indonesia adalah budaya masyarakat
Indonesia dan kondisi sosial-politik di Indonesia.
Etika bisnis mempengaruhi tingkat kepercayaan
atau trust dari masing-masing elemen dalam lingkaran
bisnis. Pemasok (supplier),perusahaan, dan
konsumen, adalah elemen yang saling mempengaruhi. Masing-masing elemen tersebut
harus menjaga etika, sehingga kepercayaan yang menjadi prinsip kerja dapat
terjaga dengan baik.
Kesimpulan
Etika berbisnis ini bisa dilakukan dalam segala
aspek. Saling menjaga kepercayaan dalam kerjasama akan berpengaruh besar
terhadap reputasi perusahaan tersebut, baik dalam lingkup mikro maupun makro.
Tentunya ini tidak akan memberikan keuntungan segera, namun ini adalah
wujud investasi jangka panjang bagi seluruh elemen dalam lingkaran bisnis. Oleh
karena itu, etika dalam berbisnis sangatlah penting.
Langganan:
Postingan (Atom)