Penalaran, Berfikir deduktif dan Berfikir induktif
1. Penalaran
A. Pengertian Penalaran
Penalaran adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (pengamatan
empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian. Berdasarkan
pengamatan yang sejenis juga akan terbentuk proposisi–proposisi
yang sejenis, berdasarkan sejumlah proposisi yang diketahui atau dianggap
benar, orang menyimpulkan sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak
diketahui. Proses inilah yang disebut menalar. Dalam penalaran, proposisi yang
dijadikan dasar penyimpulan disebut dengan premis dan hasil kesimpulannya
disebut dengan konklusi. Hubungan antara premis
dan konklusi disebut konsekuensi.
Pengertian
Penalaran Menurut Para Ahli:
1. Bakry
(1986:1) menyatakan bahwa Penalaran atau Reasoningmerupakan suatu
konsep yang paling umum menunjuk pada salah satu proses pemikiran untuk sampai
pada suatu kesimpulan sebagai pernyataan baru dari beberapa pernyataan lain
yang telah diketahui.
2. Suriasumantri
(2001:42) mengemukakan secara singkat bahwa penalaran adalah suatu aktivitas
berpikir dalam pengambilan suatu simpulan yang berupa pengetahuan.
3. Keraf
(1985:5) berpendapat bahwa penalaran adalah suatu proses berpikir dengan
menghubung-hubungkan bukti, fakta, petunjuk atau eviden, menuju kepada suatu
kesimpulan.
Dari beberapa pengertian di atas dapat ditarik
kesimpulan bahwa penalaran adalah suatu proses berpikir manusia untuk
menghubungkan fakta-fakta atau data yang sistematik menuju suatu kesimpulan
berupa pengetahuan. Dengan kata lain, penalaran merupakan sebuah proses
berpikir untuk mencapai suatu kesimpulan yang logis.
B.
Proposisi
Proposisi adalah pernyataan tentang hubungan yang
terdapat di antara subjek dan predikat. Dengan kata lain, proposisi adalah
pernyataan yang lengkap dalam bentuk subjek-predikat atau term-term yang
membentuk kalimat. Kaliimat Tanya,kalimat perintah, kalimat harapan , dan
kalimat inversi tidak dapa disebut proposisi . Hanya kalimat berita yang netral
yang dapat disebut proposisi. Tetapi kalimat-kalimat itu dapat dijadikan
proposisi apabila diubah bentuknya menjadi kalimat berita yang netral.
Jenis-Jenis Proposisi
Proposisi dapat dipandang dari 4 kriteria, yaitu berdasarkan :
1. Berdasarkan bentuk
2. Berdasarkan sifat
3. Berdasarkan kualitas
4. Berdasarkan kuantitas
Jenis-Jenis Proposisi
Proposisi dapat dipandang dari 4 kriteria, yaitu berdasarkan :
1. Berdasarkan bentuk
2. Berdasarkan sifat
3. Berdasarkan kualitas
4. Berdasarkan kuantitas
C. Inferensi Implikasi
Inferensi adalah
tindakan atau proses yang berasal kesimpulan logis dari premis-premis yang
diketahui atau dianggap benar. Kesimpulan yang ditarik juga disebut sebagai
idiomatik. Hukum valid inference dipelajari dalam bidang logika. Inferensi manusia (yaitu bagaimana manusia menarik
kesimpulan) secara tradisional dipelajari dalam bidang psikologi kognitif,
kecerdasan buatan para peneliti mengembangkan sistem inferensi otomatis untuk
meniru inferensi manusia.inferensi statistik memu
Contoh inferensi :
Filsuf Yunani didefinisikan sejumlah silogisme, bagian tiga kesimpulan yang benar,yang dapat digunakan sebagai blok bangunan untuk penalaran yang lebih kompleks. Kita mulai dengan yang paling terkenal dari mereka semua:
• Semua manusia fana
• Socrates adalah seorang pria
Oleh karena itu, Sokrates adalah fana.
Pembaca dapat memeriksa bahwa tempat dan kesimpulan yang benar, tetapi Logika berkaitan dengan inferensi: apakah kebenaran kesimpulan mengikuti dari yang tempat?
Validitas kesimpulan tergantung pada bentuk kesimpulan. Artinya, kata “berlaku” tidak mengacu pada kebenaran atau kesimpulan tempat, melainkan dengan bentuk kesimpulan. Inferensi dapat berlaku bahkan jika bagian yang palsu, dan dapat tidak valid bahkan jika bagian-bagian yang benar. Tapi bentuk yang valid dengan premis-premis yang benar akan selalu memiliki kesimpulan yang benar.
Definisi Implikasi
Implikasi adalah rangkuman, yaitu sesuatu dianggap ada karena sudah dirangkum dalam fakta atau evidensi itu sendiri. Banyak dari kesimpulan sebagai hasil dari proses berpikir yang logis harus disusun dengan memperhatikan kemungkinan-kemungkinan yang tercakup dalam evidensi (implikasi), dan kesimpulan yang masuk akal berdasarkan implikasi (inferensi).
Filsuf Yunani didefinisikan sejumlah silogisme, bagian tiga kesimpulan yang benar,yang dapat digunakan sebagai blok bangunan untuk penalaran yang lebih kompleks. Kita mulai dengan yang paling terkenal dari mereka semua:
• Semua manusia fana
• Socrates adalah seorang pria
Oleh karena itu, Sokrates adalah fana.
Pembaca dapat memeriksa bahwa tempat dan kesimpulan yang benar, tetapi Logika berkaitan dengan inferensi: apakah kebenaran kesimpulan mengikuti dari yang tempat?
Validitas kesimpulan tergantung pada bentuk kesimpulan. Artinya, kata “berlaku” tidak mengacu pada kebenaran atau kesimpulan tempat, melainkan dengan bentuk kesimpulan. Inferensi dapat berlaku bahkan jika bagian yang palsu, dan dapat tidak valid bahkan jika bagian-bagian yang benar. Tapi bentuk yang valid dengan premis-premis yang benar akan selalu memiliki kesimpulan yang benar.
Definisi Implikasi
Implikasi adalah rangkuman, yaitu sesuatu dianggap ada karena sudah dirangkum dalam fakta atau evidensi itu sendiri. Banyak dari kesimpulan sebagai hasil dari proses berpikir yang logis harus disusun dengan memperhatikan kemungkinan-kemungkinan yang tercakup dalam evidensi (implikasi), dan kesimpulan yang masuk akal berdasarkan implikasi (inferensi).
Implikasi
dapat merujuk kepada:
• Dalam manajemen:
o Implikasi procedural meliputi tata analisis, pilihan representasi, peracanaan kerja dan formuasi kebijakan
o implikasi kebijakan meliputi sifat substantif, perkiraan ke depan dan perumusan tindakan
• Dalam logika:
o Implikasi logis dalam logika matematika
o Kondisional material dalam falsafah logika
Jadi definis implikasi dalam bahasa indonesia adalah keterlibtan atau keadaan terlibat.
• Dalam manajemen:
o Implikasi procedural meliputi tata analisis, pilihan representasi, peracanaan kerja dan formuasi kebijakan
o implikasi kebijakan meliputi sifat substantif, perkiraan ke depan dan perumusan tindakan
• Dalam logika:
o Implikasi logis dalam logika matematika
o Kondisional material dalam falsafah logika
Jadi definis implikasi dalam bahasa indonesia adalah keterlibtan atau keadaan terlibat.
D.
Wujud Evidensi
Evidensi adalah semua fakta yang ada, semua kesaksian,
semua informasi, atau autoritas, dan sebagainya yang dihubung-hubungkan untuk
membuktikan suatu kebenaran.
Dalam argumentasi, seorang penulis boleh mengandalkan argumentasinya pada pernyataan saja, bila ia menganggap pembaca sudah mengetahui fakta-faktanya, serta memahami sepenuhnya kesimpulan-kesimpulan yang diturunkan daripadanya.
Evidensi itu berbentuk data atau informasi, yaitu bahan keterangan yang diperoleh dari suatu sumber tertentu, biasanya berupa statistik, dan keterangan-keterangan yang dikumpulkan atau diberikan oleh orang-orang kepada seseorang, semuanya dimasukkan dalam pengertian data (apa yang diberikan) dan informasi (bahan keterangan)
Dalam argumentasi, seorang penulis boleh mengandalkan argumentasinya pada pernyataan saja, bila ia menganggap pembaca sudah mengetahui fakta-faktanya, serta memahami sepenuhnya kesimpulan-kesimpulan yang diturunkan daripadanya.
Evidensi itu berbentuk data atau informasi, yaitu bahan keterangan yang diperoleh dari suatu sumber tertentu, biasanya berupa statistik, dan keterangan-keterangan yang dikumpulkan atau diberikan oleh orang-orang kepada seseorang, semuanya dimasukkan dalam pengertian data (apa yang diberikan) dan informasi (bahan keterangan)
E.
Cara Menguji Data
Data dan
informasi yang digunakan dalam penalaran harus merupakan fakta. Oleh karena itu
perlu diadakan pengujian melalui cara-cara tertentu sehingga bahan-bahan yang
merupakan fakta itu siap digunakan sebagai evidensi. Dibawah ini beberapa cara
yang dapat digunakan untuk pengujian tersebut.
1. Observasi
2. Kesaksian
3. Autoritas
1. Observasi
2. Kesaksian
3. Autoritas
F.
Cara Menguji Fakta
Untuk
menetapkan apakah data atau informasi yang kita peroleh itu merupakan fakta,
maka harus diadakan penilaian. Penilaian tersebut baru merupakan penilaian
tingkat pertama untuk mendapatkan keyakitan bahwa semua bahan itu adalah fakta,
sesudah itu pengarang atau penulis harus mengadakan penilaian tingkat kedua
yaitu dari semua fakta tersebut dapat digunakan sehingga benar-benar memperkuat
kesimpulan yang akan diambil.
a. Konsistensi
Konsistensi dalam ilmu logika adalah teori konsistensi merupakan sebuah sematik dengan sematik yang lainnya tidak mengandung kontradiksi. Tidak adanya kontradiksi dapat diartikan baik dalam hal semantik atau berhubung dengan sintaksis. Definisi semantik yang menyatakan bahwa sebuah teori yang konsisten jika ia memiliki model; ini digunakan dalam arti logika tradisional Aristoteles walaupun dalam logika matematika kontemporer terdapat istilah satisfiable yang digunakan. Berhubungan dengan pengertian sintaksis yang menyatakan bahwa sebuah teori yang konsisten jika tidak terdapat rumus P seperti yang kedua P dan penyangkalan adalah pembuktian dari aksioma dari teori yang terkait di bawah sistem deduktif.
b. Koherensi
Koherensi merupakan pengaturan secara rapi kenyataan dan gagasan, fakta, dan ide menjadi suatu untaian yang logis sehingga mudah memahami pesan yang dihubungkannya. Ada beberapa penanda koherensi yang digunakan dalam penelitian ini, diantaranya penambahan (aditif), rentetan (seri), keseluruhan ke sebagian, kelas ke anggota, penekanan, perbandingan (komparasi), pertentangan (kontras), hasil (simpulan), contoh (misal), kesejajaran (paralel), tempat (lokasi), dan waktu (kala).
a. Konsistensi
Konsistensi dalam ilmu logika adalah teori konsistensi merupakan sebuah sematik dengan sematik yang lainnya tidak mengandung kontradiksi. Tidak adanya kontradiksi dapat diartikan baik dalam hal semantik atau berhubung dengan sintaksis. Definisi semantik yang menyatakan bahwa sebuah teori yang konsisten jika ia memiliki model; ini digunakan dalam arti logika tradisional Aristoteles walaupun dalam logika matematika kontemporer terdapat istilah satisfiable yang digunakan. Berhubungan dengan pengertian sintaksis yang menyatakan bahwa sebuah teori yang konsisten jika tidak terdapat rumus P seperti yang kedua P dan penyangkalan adalah pembuktian dari aksioma dari teori yang terkait di bawah sistem deduktif.
b. Koherensi
Koherensi merupakan pengaturan secara rapi kenyataan dan gagasan, fakta, dan ide menjadi suatu untaian yang logis sehingga mudah memahami pesan yang dihubungkannya. Ada beberapa penanda koherensi yang digunakan dalam penelitian ini, diantaranya penambahan (aditif), rentetan (seri), keseluruhan ke sebagian, kelas ke anggota, penekanan, perbandingan (komparasi), pertentangan (kontras), hasil (simpulan), contoh (misal), kesejajaran (paralel), tempat (lokasi), dan waktu (kala).
G. Cara Menguji
Autoritas
Seorang
penulis yang objektif selalu menghidari semua desas-desus atau kesaksian dari
tangan kedua. Penulis yang baik akan membedakan pula apa yang hanya merupakan
pendapat saja atau pendapat yang sungguh-sungguh didasarkan atas penelitian
atau data eksperimental.
1. Tidak mengandung prasangka
Yang tidak mengandung prasangka artinya pendapat itu disusun berdasarkan hasil
penelitian yang dilakukan oleh para ahli itu sendiri, atau didasarkan pada hasil-hasil
eksperimental yang dilakukannya.
2. Pengalaman dan pendidikan autoritas
Pengalaman dan pendidikan yang diperolehnya harus dikembangkan lebih lanjut
dalam kegiatan-kegiatan sebagai seorang ahli yang diperoleh melalui
pendidikannya.
3. Kemashuran dan prestise
Apakah pendapat yang diberikan autoritas sejalan dengan perkembangan dan
kemajuan zaman atau koheren dengan pendapat sikap terakhir dalam bidang itu.
Untuk memperlihatkkan bahwa penulis benar-benar siap dengan persoalan yang
tengah diargumentasikan, jangan berdasarkan pada satu autoritas saja, maka hal itu
memperlihatkan bahwa penulis kurang menyiapkan diri.
4. Koherensi dengan kemajuan
Kohesi dan koherensi merupakan syarat utama kewacanaan atau tekstualitas,
Keduanya merupakan konsep kepaduan. Pengertian Kohesi adalah Keterpaduan
Bentuk sedangkan koherensi adalah Kepaduan Makna. Teks atau wacana yang
kohesif berarti setiap unsur lahirnya terpadu secara internal dalam satuan teks
tersebut. Tegasnya, setiap komponen teks lahir, misalnya kata aktual yang didengar
atau dibaca, saling terhubung dalam rangkaian. Unsur-unsur komponen lahirnya
harus saling tergantung. Jadi, kehadiran yang satu serasi dengan kehadiran yang
lain baik bentuk maupun distribusinya.
1. Tidak mengandung prasangka
Yang tidak mengandung prasangka artinya pendapat itu disusun berdasarkan hasil
penelitian yang dilakukan oleh para ahli itu sendiri, atau didasarkan pada hasil-hasil
eksperimental yang dilakukannya.
2. Pengalaman dan pendidikan autoritas
Pengalaman dan pendidikan yang diperolehnya harus dikembangkan lebih lanjut
dalam kegiatan-kegiatan sebagai seorang ahli yang diperoleh melalui
pendidikannya.
3. Kemashuran dan prestise
Apakah pendapat yang diberikan autoritas sejalan dengan perkembangan dan
kemajuan zaman atau koheren dengan pendapat sikap terakhir dalam bidang itu.
Untuk memperlihatkkan bahwa penulis benar-benar siap dengan persoalan yang
tengah diargumentasikan, jangan berdasarkan pada satu autoritas saja, maka hal itu
memperlihatkan bahwa penulis kurang menyiapkan diri.
4. Koherensi dengan kemajuan
Kohesi dan koherensi merupakan syarat utama kewacanaan atau tekstualitas,
Keduanya merupakan konsep kepaduan. Pengertian Kohesi adalah Keterpaduan
Bentuk sedangkan koherensi adalah Kepaduan Makna. Teks atau wacana yang
kohesif berarti setiap unsur lahirnya terpadu secara internal dalam satuan teks
tersebut. Tegasnya, setiap komponen teks lahir, misalnya kata aktual yang didengar
atau dibaca, saling terhubung dalam rangkaian. Unsur-unsur komponen lahirnya
harus saling tergantung. Jadi, kehadiran yang satu serasi dengan kehadiran yang
lain baik bentuk maupun distribusinya.
1.
Berfikir Deduktif
A.
Silogisme Kategorial
Silogisme kategorial adalah silogisme yang semua proposisinya merupakan
kategorial. Proposisi yang mendukung silogisme disebut dengan premis yang
kemudian dapat dibedakan menjadi premis mayor (premis yang termnya menjadi
predikat), dan premis minor ( premis yang termnya menjadi subjek). Yang
menghubungkan di antara kedua premis tersebut adalah term penengah (middle
term).
Contohnya :
Semua tumbuhan membutuhkan air. (Premis Mayor)
Akasia adalah tumbuhan (premis minor).
Akasia membutuhkan air (Konklusi) .
Contohnya :
Semua tumbuhan membutuhkan air. (Premis Mayor)
Akasia adalah tumbuhan (premis minor).
Akasia membutuhkan air (Konklusi) .
Semua makhluk hidup
membutuhkan makan
Hewan adalah makhluk
hidup
Hewan membutuhkan
makan
Semua siswa sma
mengenakan seragam
Tito siswa sma
Tito mengenakan
seragam
Semua hewan buas
tinggal dihutan
Singa adalah hewan
buas
Singa tinggal dihutan
B.
Silogisme Hipotesis
Silogisme Hipotesis adalah jenis silogisme yang terdiri atas premis mayor
yang bersifat hipotesis ,dan premis minornya bersifat katagorial . Silogisme
Hipotesis ini dapat dibedakan menjadi 4 macam, yaiu :
Silogisme hipotesis yang premis minornya mengakui bagian antecedent.
Contoh :
Jika hari ini cerah , saya akan ke rumah kakek ( premis mayor )
Hari ini cerah ( premis minor )
Maka saya akan kerumah kakek ( kesimpulan ).
Silogisme hipotesis yang premis minornya mengakui bagian antecedent.
Contoh :
Jika hari ini cerah , saya akan ke rumah kakek ( premis mayor )
Hari ini cerah ( premis minor )
Maka saya akan kerumah kakek ( kesimpulan ).
Silogisme hipotesis
yang premis minornya mengakui bagian konsekuen
Contoh :
Jika hutan banyak yang gundul , maka akan terjadi global warming ( premis mayor )
Sekarang terjadi global warming ( premis minor )
Maka hutan banyak yang gundul ( kesimpulan ).
Contoh :
Jika hutan banyak yang gundul , maka akan terjadi global warming ( premis mayor )
Sekarang terjadi global warming ( premis minor )
Maka hutan banyak yang gundul ( kesimpulan ).
Silogisme hipotesis
yang premis minornya mengingkari antecedent
Contoh :
Jika pembuatan karya tulis ilmiah belum di persiapkan dari sekarang, maka hasil tidak
akan maksimal
pembuatan karya ilmiah telah di persiapkan
maka hasil akan maksimal
Contoh :
Jika pembuatan karya tulis ilmiah belum di persiapkan dari sekarang, maka hasil tidak
akan maksimal
pembuatan karya ilmiah telah di persiapkan
maka hasil akan maksimal
Silogisme hipotesis
yang premis minornya mengingkari konsekuen
Contoh :
Bila presiden Mubarak tidak turun , Para demonstran akan turun ke jalan
Para demonstran akan turun ke jalan
Jadi presiden Mubarak tidak turun.
Contoh :
Bila presiden Mubarak tidak turun , Para demonstran akan turun ke jalan
Para demonstran akan turun ke jalan
Jadi presiden Mubarak tidak turun.
C.
Silogisme Alternatif
Silogisme alternatif adalah silogisme yang terdiri
atas premis mayor berupa proposisi alternatif. Proposisi alternatif yaitu bila
premis minornya membenarkan salah satu alternatifnya. Kesimpulannya akan
menolak alternatif yang lain.
Contoh:
Jadi,
Nenek Sumi tidak berada di Bogor.
D. Entimem
Silogisme
ini jarang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam tulisan maupun
lisan. Yang dikemukakan hanya premis minor dan kesimpulan.
Contoh entimen:
·
Dia menerima hadiah
pertama karena dia telah menang dalam sayembara itu.
·
Anda telah
memenangkan sayembara ini, karena itu Anda berhak menerima hadiahnya.
2. Berfikir Induktif
A.
Generalisasi
Merupakan penalaran
induktif dengan cara menarik kesimpulan secara umum berdasarkan sejumlah data.
Jumlah data atau peristiwa khusus yang dikemukakan harus cukup dan dapat
mewakili.
Contoh :
Untuk memenuhi standar
umum pertama sebagai seorang akuntan, seseorang harus lulus dari Fakultas
Ekonomi atau Sekolah tinggi Ilmu Ekonomi Jurusan Akuntansi, dan telah menempuh
Ujian Sertifikasi Akuntan Publik. Salah satu jenis Akuntan Publik ialah seorang
Auditor. Kegiatan Auditor ialah untuk mengaudit atau memeriksa wajar
tidaknya laporan keuangan sebuah perusahaan.
B.
Hipotesis dan Teori
Hipotesis
Hipotesis berasal dari bahasa yunani : hypo =
di bawah, thesis = pendirian, pendapat yang di tegaskan,
kepastian. Sehingga dapat ditarik suatu pengertian bahwa hipotesis merupakan
sebuah istilah ilmiah yang digunakan dalam rangka kegiatan ilmiah yang
mengikuti kaidah-kaidah berfikir biasa secara sadar, teliti, dan terarah.
Hipotesis juga berarti sebuah pernyataan atau proposisi yang mengatakan bahwa
di antara sejumlah fakta terdapat suatu hubungan tertentu.
Menurut Sutrisno Hadi, hipotesis adalah
pemecahan masalah. Seringkali peneliti tidak
dapat memecahkan permasalahannya hanya
dengan sekali jalan. Permasalahan tersebut
akan diselesaikan segi demi segi dengan cara
mengajukan pertanyaan-pertanyaan untuk
tiap-tiap segi dan mencari jawaban melalui
penelitian yang dilakukan. Sehingga, hipotesis
merupakan langkah pertama sebelum mengadakan
penelitian.
Hipotesis ilmiah mencoba mengutarakan
jawaban sementara terhadap masalah yang akan diteliti. Hipotesis menjadi teruji
apabila semua gejala yang timbul tidak bertentangan dengan hipotesis tersebut.
Dalam upaya pembuktian hipotesis tersebut, peneliti dapat saja dengan sengaja
manimbulkan atau menciptakan suatu gejala. Kesengajaan ini disebut percobaan
atau eksperimen. Hipotesis yang telah teruji kebenarannya di sebut teori.
Teori
Teori merupakan slah satu konsep dasar
penelitian sosial. Teori adalah seperangkat konsep, defenisi dan proposisi yang
berusaha menjelaskan hubungan sistematis suatu fenomena, dengan cara memerinci
hubungan sebab-akibat yang terjadi.
Erwan dan Dyah dalam bukunya mengatakan
bahwa teori adalah serangkaian konsep yang memiliki hubungan sistematis untuk
menjelaskan suatu fenomena sosial tertentu dan merupakan salah satu hal yang
paling fundamental yang harus dipahami seorang peneliti ketika ia melakukan
suatu penelitian. Secara umum istilah teori dalam ilmu sosial mengandung
beberapa pengertian yaitu:
a. Teori adalah abstraksi dari realitas.
b. Teori terdiri dari sekumpulan prinsip-prinsip dan definisi-definisi yang
secara konseptual mengorganisasikan aspek-aspek dunia empiris secara
sistematis.
c. Teori terdiri dari teorema-teorema yakni generalisasi yang
diterima/terbukti secara empiris.
Berdasarkan pengertian-pengertian tersebut
dapat disimpulkan bahwa teori pada dasarnya merupakan konseptualisasi atau
penjelasan logis dan empiris tentang suatu fenomena.
Adapun menurut John W Cresearch Desigh pada
bukunya yang berjudul Qualitative & Quantitative Approach mengatakan bahwa
teori adalah serangkaian bagian atau variabel, definisi, dan dalil yang saling
berhubungan yang menghadirkan sebuah pandangan sistematis mengenai fenomena
dengan menentukan hubungan antara variabel dengan maksud menjelaskan fenomena
alamiah.
Teori ilmiah merupakan sebuah kumpulan
pernyataan yang saling berhubungan dan didukung dengan baik, yang menjelaskan
berbagai pengamatan dan dapat digunakan untuk membuat prediksi yang dapat
diuji.
Teori ilmiah menjelaskan suatu kerangka
koheran yang sesuai dengan data-data pengamatan. Secara umum, “teori” dapat
berarti sebuah konjektur, opini, ataupun spekulasi yang tidak mempunyai
dasar-dasar fakta maupun dapat membuat prediksi yang dapat diuji kebenarannya.
Dalam ilmu pengetahuan, pengertian teori lebih kaku yakni teori haruslah
didasarkan pada fakta-fakta yang terpantau dan dapat membuat prediksi yang
dapat diuji. Akan tetapi, teori ilmiah yang bergantung pada sebuah prinsip
sederhana sering disebut sebagai “hukum” ilmiah.
C.
Analogis
Analogi adalah proses pembentukan kata baru berdasarkan pola kata yang sudah ada. Analogi juga
disebut analogi induktif yaitu
proses dari penalaran dari satu fenomena menuju fenomena lain yang sejenis
kemudian disimpulkan bahwa apa yang terjadi pada fenomena yang pertama akan
terjadi juga pada fenomena yang lain. Demikian pengertian analogi jika kita
hendak memformulasikan dalam suatu batasan.
Analogi deklaratif adalah merupakan
metode untuk menjelaskan atau menegaskan sesuatu yang belum dikenal atau masih
samar, dengan sesuatu yang sudah dikenal. Analogical argument – perbincangan
sejalan adalah perbincangan yang didasarkan pada kesimpulan bahwa apabila suatu
hal mempunyai satu atau lebih ciri yang sama seperti terdapat pada suatu hal
lain. Maka ciri-ciri lainnya dari hal yang pertama itu juga dimiliki oleh hal
yang kedua tersebut.
Contoh : -
Anjing hitam menyalak, mengejar orang dan menggigit.
- Anjing coklat menyalak dan mengejar orang.
D. Hubungan Kausal
Hubungan kausal (hubungan sebab akibat) yaitu
suatu hubungan dimana apabila variabel yang satu berubah menyebabkan perubahan
variabel yang lain.
Variabel penyebab perubahan :
variabel bebas = independent variable = variabel yang nilainya ditentukan oleh nilai dari pada variabel lain (variabel tergantung / dependent variable).
Hubungan kausal secara matematik dinyatakan dalam bentuk persamaanm fungsi.
Variabel penyebab perubahan :
variabel bebas = independent variable = variabel yang nilainya ditentukan oleh nilai dari pada variabel lain (variabel tergantung / dependent variable).
Hubungan kausal secara matematik dinyatakan dalam bentuk persamaanm fungsi.
E. Induksi di dalam metode eksposisi
Eksposisi adalah salah satu jenis pengembangan paragraf dalam
penulisan yang dimana isinya ditulis dengan tujuan untuk menjelaskan atau
memberikan pengertian dengan gaya penulisan yang singkat, akurat, dan padat.
Karangan ini berisi uraian atau penjelasan tentang suatu topik dengan
tujuan memberi informasi atau pengetahuan tambahan bagi pembaca. Untuk
memperjelas uraian, dapat dilengkapi dengan grafik, gambar atau statistik.
Sebagai catatan, tidak jarang eksposisi ditemukan hanya berisi uraian tentang
langkah/cara/proses kerja. Eksposisi demikian lazim disebut paparan proses.
Langkah menyusun eksposisi:
• Menentukan topik/tema
• Menetapkan tujuan
• Mengumpulkan data dari berbagai sumber
• Menyusun kerangka karangan sesuai dengan topik yang dipilih
• Mengembangkan kerangka menjadi karangan eksposisi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar