BAB XI
PENGARUH KLAS SOSIAL
DAN STATUS
1. Jenjang
sosial
Keberadaaan Jenjang sosial dalam kehidupan masyarakat merupakan
bagian yang tak dapat dipisahkan dari kehidupan. Keberdaan hal ini di karenakan
banyak faktor yang mempengaruhiya, di saamping itu setiap manusia memiliki
keinginan yang sangat kuat untuk bisa dihargai maupun dihormati oleh orang
lainnya.
Hal itulah yang paling utama dalam membentuk adanya jenjang
sosial di masyarakat. sehingga akan menjadikan manusia untuk melakukan proses
agar dapat berkembang dari kehidupan sebelumnya menjadi kehidupan yang lebih
baik.
2. Pengertian
jenjang sosial
Pengertian jenjang sosial merupakan kondisi dimana seseorang
berusaha untuk dapat menaikan kelas sosialnya pada suatu posisi yang
mana mencerminkan status sosialnya menjadi lebih baik di masyarakat.
Hal ini berkaitan erat dengan kondisi sosial sebelumnya yang
berusaha untuk dinaikan agar dapat lebih dihargai dan dihormati oleh sesamanya,
dan dapat dikatakan orang yang berhasil. Dan dapat disimpulkan
bahwa jenjang sosial akan berubah seiring dengan pencapaian dan keberhasilan
nya dalam merubah kelas sosialnya. Serta akan menghasilkan status sosial yang
lebih tinggi dari sebelumnya sesuai dengn pencapaiannya.
3. Faktor
penentu klas sosial
Kelas sosial ada yang tercipta sejak lahir namun ada juga yang
harus dengan susash payah untuk mendapatkannya, baik itu dengan sekolah maupun
lembaga tinggi lainnya. Dalam karakteristik
stratifikasi sosial atau pembedaan sosial di masyarakat terutama pad masyarakat
di Indonesia,, kita dapat menemukan adanya beberapa pembagian status sosial
menurut kelas ataupun menurut golongan dalam masyarakat.
Beberapa masyarakat tradisional pemburu-pengumpul, tidak
memiliki golongan sosial dan seringkali tidak memiliki pemimpin tetap pula.
Oleh karena itu masyarakat seperti ini menghindari stratifikasi sosial. Dalam
masyarakat seperti ini, semua orang biasanya mengerjakan aktivitas yang sama
dan tidak ada pembagian pekerjaan
4. Pengukuran klas sosial
Kelas sosial atau disebut adalah suatu hirarki dalam suatu status
sosial yang mana baik itu kelompok dan individu-individu dibedakan dalam
penghargaan dan pretise yang diberikan oleh
sebagian besar masyarakat.
Ada Tiga faktor yang biasa mempengaruhi atau
digunakan untuk menilai statifikasi / atau mengukur
kelas sosial yang ada di masyarakat , antara lain adalah ;
1. Kekayaan relative
2. Kekuasaan atau pengaruh
3. Martabat
Pengukuran kelas
sosial dapat juga dilakukan melalui beberapa pengukuran yang bersifat objektif:
1. Ukuran subjektif
dimana orang diminta menentukan sendiri posisi kelas sosialnya.
(kelas sossial di
tentukan secara pribadi)
2. Ukuran reputasi
ditentukan oleh orang lain dari luar lingkungannya.
(kelas sosial
ditentukan menurut reputasinya)
3.
Ukuran objektif didasarkan atas variable
sosioekonomi seperti pekerjaan, basar pendapatan, dan pendidikan.
(kelas sosial
dikarenakan kekayaan dan pekerjaan)
Perpindahan kelas
sosial.
Berikut adalah urutan
kelas sosial berdasarkan tingkatan yang paling atas hingga yang paling bawah.
a.
Kelas sosial atas lapisan atas
b. Kelas sosial atas lapisan bawah
c. Kelas sosial menengah lapisan atas
d. Kelas sosial menengah lapisan bawah
e. Kelas sosial bawah lapisan atas
f. Kelas sosial lapisan sosial bawah-lapisan bawah
5. Apakah klas sosial berubah?
Menurut Paul B. Horton, mobilitas sosial adalah suatu gerak
perpindahan dari satu kelas sosial ke kelas sosial lainnya atau gerak pindah
dari strata yang satu ke strata yang lainnya. Sementara menurut
Kimball Young dan Raymond W. Mack, mobilitas sosial adalah suatu gerak dalam
struktur sosial yaitu pola-pola tertentu yang mengatur organisasi suatu
kelompok sosial. Struktur sosial mencakup sifat hubungan antara individu dalam
kelompok dan hubungan antara individu dengan kelompoknya.
Dalam dunia modern, banyak orang berupaya melakukan mobilitas
sosial. Mereka yakin bahwa hal tersebut akan membuat orang menjadi lebih
bahagia dan memungkinkan mereka melakukan jenis pekerjaan yang peling cocok
bagi diri mereka. Bila tingkat mobilitas sosial tinggi, meskipun latar belakang
sosial berbeda. Mereka tetap dapat merasa mempunyai hak yang sama dalam
mencapai kedudukan sosial yang lebih tinggi. Bila tingkat mobilitas sosial
rendah, tentu saja kebanyakan orang akan terkukung dalam status nenek moyang
mereka. Mereka hidup dalam kelas sosial tertutup.
Mobilitas sosial lebih mudah terjadi pada masyarakat terbuka
karena lebih memungkinkan untuk berpindah strata. Sebaliknya, pada masyarakat
yang sifatnya tertutup kemungkinan untuk pindah strata lebih sulit. Contohnya,
masyarakat feodal atau pada masyarakat yang menganut sistem kasta. Pada masyarakat
yang menganut sistem kasta, bila seseorang lahir dari kasta yang paling rendah
untuk selamanya ia tetap berada pada kasta yang rendah.
Dia tidak mungkin dapat pindah ke kasta yang lebih tinggi,
meskipun ia memiliki kemampuan atau keahlian. Karena yang menjadi kriteria
stratifikasi adalah keturunan. Dengan demikian, tidak terjadi gerak sosial dari
strata satu ke strata lain yang lebih tinggi.
Secara umum, cara
orang untuk dapat melakukan mobilitas sosial ke atas adalah sebagai berikut :
1. Perubahan standar hidup
2. Perkawinan
3. Perubahan tempat tinggal
4. Perubahan tingkah laku
5. Perubahan nama
6. Pemasaran
pada segmen pasar berdasar klas sosial
Pada konsumen tingkat atas dan menengah atas. Para Wanita di
kelompok ini sengaja berbelanja lebih loyal daripada status yang ada
di bawahnya. Mereka cenderung untuk lebih memahami tentang apa yang mereka
inginkan, dimana dan kapan mereka akan berbelanja, cara mereka berbelanja lebih
selektif dan memiliki pilihan yang banyak. Konsumen jenis ini
lebih menyukai melakukan pencarian informasi sebelum berbelanja. Mereka suka
membaca brosur, koran, dan laporan pengujian sebelum melakukan pembelian .
Ada juga penekanan oleh kelompok ini tentang lingkungan toko.
Toko harus bersih, teratur, dan mencerminkan selera yang baik. Selain itu,
mereka harus dikelola dengan pegawai yang tidak hanya berpengalaman dalam lini
produk tertentu , tetapi juga menyadari status pelanggan mereka.
BAB
XII
PENGARUH INDIVIDU
Setiap individu adalah yang unik. Manusia
pada hakekatnya adalah kertas kosong yang di bentuk oleh lingkungan mereka.
Perilaku manusia merupakan fungsi dari interaksi antara person atau imdividu
dengan lingkungannya. Mereka berperilaku berbeda satu sama lain karena
ditentukan oleh masing-masing lingkungan yang memang berbeda. Secara biografis
individu memiliki karakteristik yang jelas bisa terbaca seperti usia, jenis
kelamin, status perkawinan yang semua itu memiliki hubungan signifikan dengan
produktivitas atau kinerja dalam suatu organisasi dan merupakan isu penting
dalam dekade mendatang. Dari kajian beberapa bukti riset memunculkan kesimpulan
bahwa usia tampaknya tidak memiliki hubungan dengan produktivitas. Dan para
pekerja tua yang masa kerjanya panjang akan lebih kecil kemungkinannya untuk
mengundurkan diri. Demikian pula dengan karyawan yang sudah menikah, angka
keabsenan menurun, angka pengunduran diri lebih rendah serta menunjukkan
kepuasan kerja yang lebih tinggi daripada karyawan yang bujangan.
Setiap individu pun memiliki kemampuan
secara langsung mempengaruhi tingkat kinerja dan kepuasan karyawan melalui
kesesuaian kemampuan pekerjaan. Dari sisi pembentukan perilaku dan sifat
manusia, perilaku individu akan berbeda dikarenakan oleh kemampuan yang
dimilikinya juga berbeda. Pembelajaran merupakan bukti dari perubahan perilaku
individu. Pembelajaran terjadi setiap saat dan relatif permanen yang terjadi
sebagai hasil dari pengalaman. Meski manusia dapat belajar dan dapat
dipengaruhi oleh lingkungan mereka, terlalu sedikit perhatian yang diberikan
dalam peran yang di mainkan pada evolusi pembentukan perilaku manusia. Para
psikologi evolusioner memberitahu kita bahwa manusia pada dasarnya sudah
terbentuk ketika dilahirkan. Kita lahir di dunia ini dengan sifat-sifat yang
sudah mendarah daging, diasah dan diadaptasikan terus selama jutaan tahun yang
membentuk dan membatasi perilaku kita.
1.
Pengaruh
kelompok referensi
Kelompok referensi disebut juga sebagai acuan.
Kelompok acuan memberikan standar (norma atau nilai) yang dapat menjadi
perspektif penentu mengenai bagaimana seseorang berfikir atau
berperilaku.Kelompok referensi merupakan sekelompok orang yang secara nyata
mempengaruhi perilaku seorang secara langsung atau tidak langsung.Kelompok
referensi ini berguna sebagai referensi seseorang dalam pengambilan
keputusandan sebagai dasar pembandingan bagi seseorang dalam membentuk nilai
dan sikap umum / khusus atau pedoman khusus bagi perilaku. Tiga macam pengaruh
kelompok acuan:
1. Pengaruh
Normatif
Ketika seorang
individu memenuhi harapan kelompok untuk mendapatkan hadiah langsung atau
menghindari hukuman
2. Pengaruh
Ekspresi Nilai
Ketika seorang
individu kelompok menggunakan norma dan nilai-nilai dianggap sebagai panduan
bagi sikap mereka sendiri atau nilai-nilai
3. Pengaruh
Informasi
Perilaku dan
pendapat kelompok referensi digunakan sebagai berguna potongan informasi yang
berpotensi.
Jenis – jenis
kelompok referensi berdasarkan pengelompkannya yaitu :
1. Menurut
intensitas interaksi dan kedekatannya
•
Kelompok primer
•
Kelompok sekunder
2. Menurut
legalitas keberadaan
•
Kelompok formal
•
Kelompok informal
3. Menurut status
keanggotaan dan pengaruh
•
Kelompok aspirasi
•
Kelompok disosiasi
•
Primary / secondary
•
Membership
Untuk dapat
mempunyai pengaruh tersebut, kelompok rujukan harus melakukan hal – hal berikut
ini :
Memberitahukan
atau mengusahakan agar orang menyadari adanya suatu produk / merk khusus,
Memberikan
kesempatan pada individu untuk membandingkan pemikirannya sendiri dengan sikap
dan perilaku kelompok.
Mempengaruhi
individu untuk mengambil sikap dan perilaku yang sesuai dengan norma-norma
kelompok.
Membenarkan
keputusan untuk memakai produk-produk yang sama dengan kelompok.
Kelompok referensi
terdiri atas dua jenis, yaitu :
- Kelompok
referensi normative
- Kelompok
referensi komparatif
Untuk mendorong
timbulnya conformity maka kelompok referensi harus melakukan hal-hal sebagai
berikut :
Memberitahukan atau
mengusahakan agar orang menyadari adanya sesuatu produk menarik atau merek yang
khusus.
Memberikan
kesempatan kepada individu untuk membandingkan pemikirannya sendiri dengan
sikap dan perilaku kelompok
Mempengaruhi
individu untuk mengambil sikap dan perilaku yang sesuai dengan norma-norma
kelompok.
Membenarkan
keputusan untuk memakai produk-produk yang sama dengan kelompok.
Daya tarik kelompok
rujukan dalam pemasaran melalui :
·
Daya tarik selebriti
·
Daya tarik tenaga ahli
·
Daya tarik orang biasa
·
Daya tarik juru bicara eksekutif dan karyawan
·
Daya tarik kelompok rujukan lain
Peranan anggota
keluarga dalam pengambilan keputusan pembelian antara lain :
Sebagai initiator,
anggota keluarga yang memiliki ide atau gagasan untuk membeli atau mengkonsumsi
suatu produk
Sebagai
influencer, para anggota keluarga yang memberikan pengaruh pada anggota
keluarga lain untuk mengambil keputusan dalam pembelian atau tidak membeli
suatu produk
Sebagai gate
keeper, para anggota keluarga yang mengontrol arus informasi
Sebagai
decision , anggota keluaga yang menentukan membeli atau tidak suatu produk
Sebagai
buyer, anggota keluarga yang dengan nyata melakukan pembelian
Sebagai
preparer, anggota yang mengubah produk mentah menjadi bentuk yang bisa
dikonsumsi
Sebagai user,
anggota keluarga yang menggunakan produk tersebut
Sebagai
maintancer, anggota keluarga yang merawat atau memperbaiki produk
Sebagai organizer,
anggota keluarga yang mengatur apakah produk tersebut bisa dimulai dipakai atau
dibuang atau dihentikan
2.
Pengaruh kata-kata
Perilaku
konsumsi kita adalah fungsi dari siapa kita sebagai individu. Pikiran,
perasaan, sikap, dan pola perilaku menentukan apa yang kita beli, ketika kita
membelinya, dan bagaimana kita menggunakannya. Konsumen motivasi. Tugas pemasar
adalah untuk mencari tahu apa kebutuhan dan keinginan konsumen memiliki, dan
apa yang memotivasi konsumen untuk membeli. Motivasi adalah drive yang memulai
semua perilaku konsumsi kita, dan konsumen memiliki motif ganda, atau tujuan.
Beberapa ini adalah terbuka, seperti haus fisiologis yang memotivasi konsumen
untuk membeli minuman ringan atau kebutuhan untuk membeli setelan jas baru
untuk wawancara. Motif lain yang lebih jelas, seperti kebutuhan siswa untuk
tote sebuah bookbag Kate Spade atau memakai Doc Martens untuk memperoleh
persetujuan sosial.
Kebanyakan
kegiatan konsumsi adalah hasil dari beberapa motif yang beroperasi pada waktu
yang sama. Para peneliti yang dilatih khusus dalam mengungkap motif sering
menggunakan teknik penelitian kualitatif di mana konsumen didorong untuk
mengungkapkan pikiran mereka (kognisi) dan perasaan (mempengaruhi) melalui
dialog menyelidik. Fokus kelompok dan wawancara mendalam memberikan konsumen
kesempatan untuk mendiskusikan produk dan mengungkapkan pendapat tentang
kegiatan konsumsi. Moderator terlatih atau pewawancara sering mampu memasuki
motif prasadar yang mungkin tidak terdeteksi. Nilai adalah tujuan hidup
masyarakat luas yang melambangkan mode disukai berperilaku (misalnya,
independen, penuh kasih, jujur) atau akhir negara yang disukai (misalnya, rasa
keberhasilan, cinta dan kasih sayang, pengakuan sosial). Konsumen membeli
produk yang akan membantu mereka mencapai nilai yang diinginkan, mereka melihat
atribut produk sebagai alat untuk mencapai tujuan. Memahami perspektif
berarti-end dapat membantu posisi yang lebih baik pemasar produk dan membuat
lebih efektif dan kampanye iklan promosi. Konsumen memproses informasi ini
membantu konsumen Pendekatan pemrosesan informasi dalam memahami perilaku
konsumtif dengan berfokus pada urutan aktivitas mental yang digunakan orang
dalam menafsirkan dan mengintegrasikan lingkungan mereka.
BAB
XIII
PENGARUH
KELUARGA DAN RUMAH TANGGA
1. Keluarga dan studi
tentang perilaku konsumen
Keluarga
dapat pempengaruhi perilaku Konsumen . Keluarga adalah organisasi pembelian
konsumen yang paling penting dalam masyarakat. Keputusan pembelian keluarga,
tergantung pada produk, iklan dan situasi. Seseorang umumnya berpartisipasi
dalam kelompok selama hidupnya-keluarga, klub, organisasi. Posisi seseorang
dalam setiap kelompok dapat diidentifikasikan dalam peran dan status. Setiap
peran membawa status yang mencerminkan penghargaan yang diberikan oleh
masyarakat. Para anggota keluarga dapat mempengaruhi dengan kuat terhadap
perilaku membeli. Kita dapat membedakan dua maaca keluarga dalam kehidupan
pembeli. Pertama, keluarga sebagai sumber orientasi yang terdiri dari orangtua.
Kedua, keluarga sebagai sumber keturunan, disani adanya hubungan yang saling
mempengaruhi (suami-istri dan anak). Studi tentang keluarga dan hubungan mereka
dengan pembelian dan konsumsi adalah penting, tetapi kerap diabaikan dalam
analisis perilaku konsumen. Pentingnya keluarga timbul karena dua alasan.
Pertama, banyak produk yang
dibeli oleh konsumen ganda yang bertindak sebagai unit keluarga. Rumah adalah
contoh produk yang dibeli oleh kedua pasangan, barangkali dengan melibatkan
anak, kakek-nenek, atau anggota lain dari keluarga besar. Mobil biasanya dibeli
oleh keluarga, dengan kedua pasangan dan kerap anak remaja mereka
terlibat dalam pelbagai tahap keputusan. Bentuk favorit dari kegiatan waktu
senggang bagi banyak keluarga adalah berkunjung ke pusat perbelanjaan setempat.
Kunjungan tersebut kerap melibatkan banyak anggota keluarga yang membeli
pelbagai barang rumah tangga, busana, dan barangkali bahan makanan. Perjalanan
tersebut mungkin pula melibatkan semua anggota dalam memutuskan di restoran
fast-food mana untuk membelanjakan pendapatan keluarga yang dapat digunakan.
Kedua, bahkan ketika pembelian dibuat oleh individu,
keputusan pembelian individu bersangkutan mungkin sangat dipengaruhi oleh
anggotalain.dalam keluarganya. Anak-anak mungkin membeli pakaian yang
dibiayai dan disetujui oleh orang tua. Pengaruh seorang remaja mungkin pula
besar sekali pada pembelian pakaian orangtua. Pasangan hidup dan saudara
kandung bersaing satu sama lain dalam keputusan tentang bagaimana pendapatan
keluarga akan dialoksikan untuk keinginan individual mereka. Orang yang
bertanggung jawab untuk pembelian dan persiapan makanan keluarga mungkin
bertindak sebagai individu di pasar swlayan, tetapi dipengaruhi oleh preferensi
dan kekuasaan anggota lain dalam keluarga. Konsumen tersebut mungkin menyukai
makanan dan kegiatan waktu senggang yang sama, dan mengemudikan merek mobil
yang sama dengan anggota yang lain dalam keluarga. Pengaruh keluarga dalam
keputusan konsumen benar-benar meresap.
Studi tentang keputusan keluarga
sebagai konsumen kurang lazim dibandingkan studi tentang individu sebagai
konsumen. Alasan untuk pengabaian dalam studi pembelian keluarga adalah
kesulitan dalam mempelajari tentang keluarga sebagai organisasi. Survey dan
metodologi penelitian pemasaran lain lebih mudah dijalankan untuk individu
daripada untuk keluarga. Pemberian kuesioner kepada seluruh keluarga membutuhkan
akses ke semua anggota pada waktu yang lebih kurang sama, dengan menggunakan
bahasa yang mempunyai makna sama bagi semua anggota keluarga, dan menafsirkan
hasil ketika anggota dari keluarga yang sama melaporkan opini yang bertentangan
mengenai apa yang dibeli oleh keluarga atau pengaruh relative dalam keputusan
tersebut.
2. Penentu
keputusan pembelian pada suatu keluarga
Keluarga memiliki pendapatan
rata-rata yang lebih tinggi dibandingkan dengan rumah tangga karena jumlah yang
lebih banyak dari individu yang bekerja di dalam keluarga. Untuk keluarga
maupun rumah tangga, keempat variabel structural yang paling memberi dampak
pada keputusan pembelian dan yang demikian paling menarik bagi pemasar adalah
usia kepala rumah tangga atau keluarga, ststus perkawinan, kehadiran anak, dan
ststus pekerjaan.
Keluarga adalah sama dengan
perusahaan; keluarga adalah organisasi yang terbentuk untuk mencapai fungsi
tertentu yanmg lebih efektif dibandingkan individu yang hidup sendiri. Fungsi
yang paling jelas bahwa dua oramg dapat mencapai lebih baik daripada satu orang
adalah mempunyai anak. Walaupun analisis konsumen mungkin tidak mempunyai opini
mengenai apakah keluarga harus mempunyai anak atau tidak. Konsekuensi ekonomi
dengan hadirnya anak menciptakan struktur permintaan akan pakaian, makana,
perbot, rumah, perawatan kesehatan, pendidikan dan produk.lain. anak di
dalam keluarga dapat menyebabkan menurunnya permintaan akan produk lain,
seperti perjalanan, restoran, pakaian orang dewasa, dan banyak barang yang bebas
pilih.
3. Family life cycle (FLC)
Konsep family life cycle
merupakan alat untuk menggambarkan serangkaian tahap perkembangan kebanyakan
keluarga. Untuk menggambarkan realitas berbagai macam tatanan keluarga dan gaya
hidup sekaranag maka konsep family life cycle dapat dibagi dua :
- Skema Family Life Cycle
Tradisional
Tahap 1, masa lajang, orang muda
lajang hidup terpisah dari orang tua.
Tahap 2, pasangan yang berbulan madu.
Tahap 3, orang tua, mempunyai satu anak dan tinggal
serumah.
Tahap 4, pasca orang tua, suami istri yang sudah tua,
anak-anak tidak tinggal serumah.
Tahap 5, disolusi, seorang suami atau istri yang masih
hidup.
- Tahap-tahap Family Life
Cycle Alternatif
- Rumah tangga keluarga
terdiri dari, pasangan yang tidak punya anak, pasangan yang terlambat
menikah, orang tua tunggal dan keluarga diperluas.
- Rumah tangga bukan keluarga
yaitu pasangan tidak menikah, pasangan bercerai tanpa anak, orang lajang,
dan janda atau duda yang sudah tua.
4.
Perubahan struktur keluarga dan rumah tangga
Memahami
perubahan struktur keluarga dan pengaruhnya terhadap pengambilan keputusan
sebagai konsumen. Keputusan membeli dalam keluarga di pengaruhi oleh keadaan
sudah menikah atau belum, ukuran jumlah anggota keluarga, hal tersebut
mempengaruhi jumlah belanjaan yang akan dibeli maupun budget yang akan di
siapkan untuk mengambil keputusan dalam hal membeli suatu barang. Banyak dari
mereka benar-benar menghitung jumlah pengeluaran mereka sesuai dengan keadaan
yang mereka hadapi dalam keluarga mereka sehari-hari, mana yang sekiranya
menjadi keputusan yang utama mana yang belum menjadi prioritas saat itu.
5. Metode riset untuk mengetahui pengambil
keputusan oleh keluarga
Studi mengenai struktur peran kerap memandang
pembelian sebagai tindakan ketimbang proses dan mendasarkan temuan pada
pernyataan seperti “siapa biasanya yang menambil keputusan pembelian?” atau
“siapa yang mengambil keputusan ?
Namu, bukti tersebut menunjukkan bahwa peranan dan
pengaruh anggota keluarga bervariasi menurut tahap di dalam proses keputusan.
Sebuah contoh dari metodologi proses diberikan oleh Wilkes, yang merasa bahwa
pernyataan berikut ini berguna untuk mengukur pengaruh keluarga :
- Siapa yang bertanggung jawab
untuk pengenalan awal?
- Siapa yang bertanggung jawab
untuk memperoleh informasi mengenai alternative pembelian?
- Siapa yang mengambil
keputusan akhir mengenai alternative man yang harus dibeli?
- Siapa yang membuat pembelian
actual terhadap produk?
Hasil yang lebih baik diperoleh dengan menggunakan
metodologi ini dibandingkan dengan ukuran yang lebih global. Suami dan istri
lebih mungkin menganut persepsi yang sama mengenia pengaruh relative mereka
untuk fase tertentu daripada bila pengajuan pertnyaan gagal menanyakan tentang
tahap-tahap keputusan.
Bila anda menyiapkan analisis pengaruh keluarga pada
keputusan keluarga dalam hal pembelian atau konsumsi, sebagian besar teknik
penelitian akan sama dengan studi penelitian pemasaran yang lain.
- Kerangka Proses-Keputusan.
- Kategori Sturktur-Peran.
- Bias Pewawancara.
- Seleksi Responden .
BAB XIV
PENGARUH SITUASI
Pengaruh adalah
suatu keadaan ada hubungan timbal balik, atau hubungan sebab akibat antara apa
yang mempengaruhi dengan apa yang di pengaruhi. Dua hal ini adalah yang akan
dihubungkan dan dicari apa ada hal yang menghubungkannya. Di sisi lain pengaruh
adalah berupa daya yang bisa memicu sesuatu, menjadikan sesuatu berubah. Maka
jika salah satu yang disebut pengaruh tersebut berubah, maka akan ada akibat
yang ditimbulkannya.
Definisi situasi menurut
William Isaac Thomas (1863-1947) adalah persepsi seseorang dan penafsirannya
tentang faktor-faktor sosial yang terjadi pada masa tertentu. Dari definisi di
atas dapat ditarik kesimpulan bahwa pengaruh situasi terhadap konsumen memiliki
pengertian sebagai suatu kondisi yang dialami oleh konsumen ketika dihadapkan
dengan faktor-faktor sosial yang menyebabkan konsumen melakukan suatu tindakan
sebagai suatu timbal balik dari faktor-faktor sosial yang dirasakan.
Pengaruh
situasi dapat dipandang sebagai pengaruh yang timbul dari faktor yang khusus
untuk waktu dan tempat yang spesifik yang lepas dari karakteristik konsumen dan
karakteristik obyek (Engel, et.al ,1994). Situasi Konsumen adalan faktor
lingkungan sementara yang menyebabkan suatu situasi dimana perilaku konsumen muncul
pada waktu tertentu dan tempat tertentu ( Mowen dan Minor 1998). Pengaruh
situasi dapat dipandang sebagai pengaruh yang timbul dari faktor yang khusus
untuk waktu dan tempat yang spesifik yang lepas dari karakteristik konsumen dan
karakteristik obyek. Pengaruh situasi sangatlah berbengaruh terhadap perilaku
konsumen dalam mengambil keputusan untuk membeli suatu barang atau produk.
Faktor lingkungan adalah hal yang menyebabkan suatu situasi dimana perilaku
konsumen muncul pada waktu tertentu dan tempat tertentu.
Pengaruh
situasi yang tidak terduga adalah situasi tidak terduga dapat menjadi pemicu
seseorang untuk membeli suatu barang. Misalnya mahasiswi yang akan mengikuti
ujian dan lupa membawa bolpoin dan pensil, maka secara otomatis dia akan
membeli dulu bolpoin dan pensil sebelum mengikuti ujian tersebut.
Adapun 5 karakteristik situasi
konsumen, antara lain :
1. Lingkungan
Fisik yaitu sarana fisik yang menggambarkan situasi konsumen yang
meliputi: lokasi, dekorasi, aroma, cahaya, cuaca dan objek fisik lainnya yang
ada di sekeliling konsumen.
2. Lingkungan
Sosial yaitu kehadiran dan ketidakhadiran orang lain pada
situasi tersebut.
3. Waktu yaitu
saat perilaku muncul (jam, hari, musim libur, bulan puasa, tahun baru). Waktu
mungkin diukur secara subjektif berdasarkan situasi konsumen.
4. Tujuan yaitu
harapan yang ingin dicapai pada suatu situasi. Misalkan konsumen yang belanja
untuk acara keluarga di rumah akan menghadapi situasi berbeda dibandingkan
belanja untuk kebutuhan sendiri.
5. Suasana
Hati yaitu kondisi jiwa yang sesaat (misalnya perasaan khawatir,
tergesa-gesa, sedih, marah) yang dibawa pada suatu situasi
Situasi konsumen adalah faktor
lingkungan sementara yang menyebabkan suatu situasi dimana perilaku konsumen
muncul pada waktu tertentu dan tempat tertentu.
1.
Tipe-tipe situasi konsumen
a. Situasi
Komunikasi
Situasi
komunikasi dapat didefinisikan sebagai latar dimana konsumen dihadapkan kepada
komunikasi pribadi atau non pribadi. Komunikasi pribadi akan mencakupi
percakapan yang mungkin diadakan oleh konsumen dengan orang lain, seperti
wiraniaga atau sesame konsumen. Komunikasi non pribadi akan dilibatkan sprektum
luas stimulus, seperti iklan dan program serta publikasi yang berorientasi
konsumen misalnya laporan konsumen. Untuk mengilustrasikan dampak potensial
dari situasi komunikasi, mari kita pertimbangkan bagaimana situasi komunikasi
itu dapat mnentukan keefektifan iklan televise. Kita berfokus pada bentuk
komunikasi tertentu karena dua alasan. Pertama, pengeluaran pada iklan TV kerap
mendapat bagian yang bermakna dari anggaran promosi. Dalam kontes ini sejumlah
karakteristik situasi mungkin muncul kepermukaan sebagai determinan yang
potensial dari suatu keefektifan iklan.Pengaruh situasi mungkin pula timbul
dari program tertentu dimana suatu iklan muncul.
b. Situasi
Pembelian
Situasi pembelian mengacu pada
latar dimana konsumen memperoleh produk dan jasa. Pengaruh situasi sangat lazim
selama pembelian. Sebagai contoh yang sederhana, pertimbangan perubahan hebat
dalam kepekaan konsumen akan harga dimana situasi pembelian. Penjual makanan
akan merasa sangat sulit untuk membebankan harga yang dibayar konsumen untuk
soda dan jajanan dibioskop atau stadion baseball.
c. Situasi
Pemakaian
Jenis selebihnya dari situasi
konsumen adalah situasi pemakaian dimana mengacu pada latar dimana konsumsi
terjadi. Dalam banyak kejadian situasi pembelian dan pemakaian sebenarnya sama,
tetapi konsumsi prosuk kerap kali terjadi didalam latar yang sangat jauh, baik
secara fisik maupun temporal, dari latar dimana produk diperoleh.
2.
Interaksi individu dengan situasi
Situasi
pembelian mempunyai pengaruh yang nyata terhadap keputusan pembelian. Hal ini
menunjukkan bahwa situasi pembelian mampu menghadirkan keinginan konsumen untuk
membeli karena situasi ini bisa menjadi stimulus terhadap keputusan konsumen
untuk membeli. Gaya hidup pembelian juga mempunyai pengaruh yang nyata terhadap
keputusan pembelian konsumen atas sesuatu. Konsumen dengan gaya hidup
berlebihan ternyata juga mengikuti mode-mode pakaian khususnya, misalnya celana
jeans sehingga gaya hidup mereka berpengaruh terhadap keputusan pembelian yang
dilakukan. Situasi pembelian dan gaya hidup terhadap mode bagi konsumen dengan
gaya hidup believer ternyata cukup tinggi mampu mempengaruhi keputusan pembelian
konsumen.
Memahami
serta menganalisis pengaruh situasi dalam proses pembelian barang, banyak
konsumen yang di pengaruhi oleh variasi dari situasi lain yang sesuai dengan
keadaan mereka saat itu. Belum tentu saat orang lain menggunakan produk A saat
ia berjemur di pantai tapi bisa saja orang lain menggunakan produk A sebagai
lotion untuk ke kantor atau kemanapun ia pergi tidak harus saat berjemur saja.
Jadi penggunaan produk tertentu tidak hanya pada satu situasi saja tapi bisa
untuk situasi lain untuk orang lain.
3. Pengaruh situasi tak terduga
Situasi tidak
terduga dapat menjadi pemicu seseorang untuk membeli suatu barang. Misalnya,
seseorang ingin menulis tetapi pensil mekanik yg ia punya ternyata tidak ada
isi pensilnya, dengan keadaan yang seperti itu maka keputusan yang ia pilih
adalah dengan membeli isi pensil mekaniknya dan melanjutkan tulisannya.
Berikut ini adalah 5
karakteristik situasi pembelian :
1. Lingkungan Fisik
Sarana fisik yang menggambarkan
situasi konsumen yang meliputi: lokasi, dekorasi, aroma, cahaya, cuaca dan
objek fisik lainnya yang ada di sekeliling konsumen.
2. Lingkungan Sosial Kehadiran dan
ketidakhadiran orang lain pada situasi tersebut.
3. Waktu
Waktu atau saat perilaku muncul
(jam, hari, musim libur, bulan puasa, tahun baru). Waktu mungkin diukur secara
subjektif berdasarkan situasi konsumen, misal kapan terakhir kali membeli
biskuit. Arti kapan terakhir kali akan berbeda antar konsumen.
4. Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai pada
suatu situasi. Konsumen yang belanja untuk hadiah akan menghadapi situasi
berbeda dibandingkan belanja untuk kebutuhan sendiri.
5. Suasana Hati
Suasana hati atau kondisi jiwa
sesaat (misalnya perasaan khawatir, tergesagesa, sedih, marah) yang dibawa pada
suatu situasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar